Adapun obat takabbur yang timbul akibat merasa kuat badannya yaitu ingat ketika datangnya sakit. Karena sesungguhnya, jika orang itu sakit gigi saja, niscaya menjadi lemah. Begitu pula jika manusia kemasukan nyamuk atau semut di dalam telinganya atau hidungnya, niscaya jadi lemah, tidak mampu menghilangkan kecuali dengan susah payah atau dengan bantuan dokter. Bahkan Raja Namrudz yang sangat berkuasa di Babilonia pun mati karena kemasukkan nyamuk di hidungnya.
Adapun obat takabbur yang timbul akibat banyak hartanya dan dikawal oleh orang yang tinggi pangkatnya. Maka harus dipandang dengan sempurna (difikir dengan baik), bahwa keduanya (harta dan pangkat) itu suatu barang yang tidak menempel di jasad manusia. Jika ada orang yang takabbur disebabkan harta dan kedudukannya, maka laksana orang yang takabbur mengenai kudanya (kendaraannya) atau takabbur akan rumahnya yang bagus. Padahal keduanya akan ditinggal mati dan dapat roboh atau hilang. Kemudian orang itu akan menjadi hina disebabkan harta, sedangkan kedudukan itu sangat bodoh bagi orang untuk dibanggakan apabila kita memperhatikan akibatnya. Apakah Anda tidak memperhatikan akibatnya? Apakah Anda tidak memperhatikan ada orang yang pada pagi hari masih dalam keadaan kaya, sorenya telah jatuh miskin. Ada yang pada pagi hari masih berkedudukan, sore harinya telah dicopot jabatannya dan menjadi hina. (Bukankah itu yang menimpa Qarun, Namrudz, dan Fir’aun?)
Adapun obat takabbur yang timbul disebabkan ilmu yaitu dengan memperhatikan dua perkara di bawah ini:
1. Harus mengetahui bahwa sesungguhnya hujjah Allah yang disampaikan oleh orang-orang alim itu lebih berbahaya daripada orang yang bodoh. Terkadang Allah memberi ampun kepada orang yang bogoh tentang ibadahnya (disebabkan ketidak-tahuannya). Dan Allah tidak memberi ampun kepada orang alim yang berma’siat disebabkan ilmunya. Maka sebesar-besarnya siksaan Allah yang diberikan terhadap orang alim, yaitu karena perbuatannya tidak benar seperti Bal’am dan Qarun (mereka tahu tetapi tetap berma’siat, atau mereka menggunakan ilmu mereka untuk berma’siat).
2. Sesungguhnya orang alim mudah mengetahui bahwa kibir (sombong) itu adalah sebagian dari sifat Allah SWT dan samasekali Allah tidak ridho jika sifatnya yang satu itu digunakan oleh hamba-Nya. Lagipula sesungguhnya orang alim itu telah mengetahui bahwa orang tawadhu (rendah hati) itu adalah menjadi kekasih Allah. Dan orang takabbur itu dimurkai Allah.